Data ini merupakan makalah saya untuk mata kuliah pengantar keuangan publik saat saya tingkat 2 STAN 2009/2010
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Masalah kemiskinan sangat erat kaitannya dengan masyarakat Negara berkembang seperti Indonesia, masalah kemiskinan seakan tidak pernah pernah selesai apapun dan cara tindakan baik yang dilakukan pemerintah melalui kebijkan formal muapun yang dilakukan oleh lembaga-lembaga kemanusiaan. Kemiskinan secara kasar dapat didefinisikan dengan ketidakmampuan seseorang mengakses kebutuhan primer secara layak , seperti sandang, pangan papan serta pendidikan . secara umum kemiskinan juga ditandai dengan akses layanan kesehatan dan sanitasi yang buruk . kemiskinan hampir ada disetiap daerah baik daerah pegunungan seperti di Papua ataupun didaereh pedesaan di lingkungan masyarakat baduy bahkan dikota besar seperti Jakarta.
Dalam sebuah negara berkembang seperti Indonesia, masalah kemiskinan akan selalu menjadi tema dan agenda utama pemerintah dalam mensejahterakan rakyatnya baik saat kampanye pemilu, pemilukada sampai saat penyusunan anggaran seperti APBN atau APBD. Berbagai program digulirkan semenjak kemerdekaan sampai sekarang yang sudah berganti presiden hingga 6 kali, Dari mulai program IDT, P2KP, Raskin, BLT, sampai ke PNPM. Namun, ketika kita berusaha untuk mengevaluasi setiap program pemerintah tersebut, dalam kenyataannya jumlah orang miskin di Indonesia tidak berubah secara signifikan. Ketika pun terjadi penurunan maka hal tersebut lebih karena perbedaan data statistik yang tersedia yang mungkin dimanipulasi untuk tujuan lain yang mungkin dianggap lebih baik.
Bank Dunia (World Bank) mencatat, jumlah orang miskin di Indonesia mencapai 49,5% jika diukur dari pendapatan perkapita US $ 2 per hari. Sementara pemerintah Indonesia yang merujuk pada data BPS, menyebutkan, jumlah orang miskin tahun 1998 adalah 79,8 juta jiwa, yang secara bertahap sempat menurun pada tahun 2003-2005. Ketika harga BBM naik 100% pada 1 Oktober 2005 kembali menaikkan jumlah orang miskin sebesar 39,30 juta jiwa (17,75%) pada Maret 2006, padahal Februari 2005 hanya 35,1 jiwa. Sedangkan pada tahun 2007 terjadi penurunan ke angka 37,17 juta jiwa (Berita Indonesia, 28/12/2007). Data diatas mungkin kurang relevan untuk saat ini tetapi secara umum hal tersebut menggambarkan bahwa masalah in sudah ada sejak dulu bukan hanya sekarang saja, dan toh seandainya menggunakan data barupun jika kita melihat di sekitar maka tidak akan jauh berbeda.
Gmbr : lapak sarmili, Tangerang selatan
doc. Interaction STAN