terkadang perjuangan itu indah
Hari itu senin 10 oktober 2011, pagi hari saya dikejutkan kabar bahwa rekan satu tim saya sekaligus mungkin rekan terdekat saya yang akan bersama mendaki mahameru adit aka. Cancut terkena penyakit cacar sehingga dia memutuskan untuk membatalkan ikut pendakian kali ini. Hal ini terus terang membuat pendirian dan keinginan saya sedikit goyah karena sebenarnya dialah yang saya harapkan mampu meng- cover saya selama proses pendakian nanti karena biasanya saya selalu menjadi yang terlemah dalam tim. Saya menyadari bahwa dia lebih berpengalaman daripada saya karena dia sudah tergabung dalam kelompok pecinta alam semenjak sma sedangkan saya baru-baru saja memulai hobi ini bahkan belum sampai setahun dan baru dua gunung yang telah saya daki sebelumnya itupun hanya gunung gede-pangrango yang menurut beberapa cerita anak2 PA sungguhlah sangat jauh perbedaan kemampuan dan pengalaman yang dibutuhkan untuk mendaki puncak mahameru yang sampai saat itu saya anggap sangat berat. Namun setelah mencoba berfikir sejenak saya memutuskan untuk tetap berada dalam tim untuk ikut pendakian. Pertimbangan saya gunakan adalah masalah waktu luang yang akan saya miliki nantinya saat saya sudah bekerja, karena notabenenya saya adalah mahasiswa kedinasan maka saya akan bekerja nantinya dibidang pemerintahan yang akan sangat sulit mencari waktu luang apalagi pendkian semeru sedikitnya membutuhkan waktu 4 hari perjalanan. Pertimbangan selanjutnya adalah bahwa ini merupakan salah satu obsesi saya sehingga saya harus memenuhinya untuk menciptakan kesenangan batin saya sendiri.