Selasa, 20 Agustus 2013

Kepuasan hidup VS Kebutuhan hidup

saat ini mungkin saya lebih mementingkan kebutuhan akan hidup, tapi obsesi saya adalah menjalani hidup untk mencari kepuasan hidup, suatu saat nanti akan ada sebuah waktu dimana saya akan lebih mementingkan sebuah kepuasan hidup daripada kebutuhan hidup. ah pada dasarnya saya lebih menginginkan tidak hidup walaupun akan ada waktu saya ingin hidup lebih lama. keraguan akan jalan yang ditempuh seakan membuat keinginan untuk kembali padaNYA semakin besar, bukan kalah apalagi menyerah, hanya berpasrah untuk kembali menuju fitrahnya. suatu saat saya akan bisa hidup dengan pilihan yang bebas namun terbatas, bukan dengan hidup terbatas dalam sebuah kebebasan. pada prinsipnya marilah kita hidup semudah membalikan jurnal debit dan kredit di kampus dulu, persoalan susah atau mudah tergantung anggapan kita,., mudah jika kita berusaha, susah jika kita berusaha. seribu kata tidak dapat menggambarkan sebuah isi hati, sejuta kata hanya membual untuk lebih menyakiti hati. karena pada akhirnya kita akan mati, lebih baik kita membebaskan diri dari belenggu yang diciptakan orang lan, atau diri sendiri. mari belajar untuk mampu membuat pilahan hidup sendiri dengan mau dan mampu menerima segala konsekuensi yang akan dihapadi.

Ambisi dan Prestasi menjadi sebuah realisasi seiring visi

Dear diary, hari ini aku lagi bla bla bla

seandainya saya wanita yang suka hoby nulis diary mungkin pembukaanya akan sperti itu, at least saya sering membaca tulisan beberapa teman cewek yang suka nulis di blog mereka, kurang lebih model penulisannya kaya gitu, lemah lembut, dengan bahasa yang penuh dengan perasaan.

beberapa minggu ini, atau mungkin beberapa bulan belakangan saya sedang berusaha untuk melanjutkan cita-cita saya mempunyai sebuah usaha mandiri yang diharapkan nantinya mampu menopang kebutuhan saya yang belakangan ini saya pikirkan makin banyak terutama tentang hobi-hobi saya yang cukup mahal. awalnya dengan berkongsi dengan rekan kerja sewaktu magang dulu di Depkeu saya beranikan diri untuk membuat penyewaan peralatan mendaki gunung sperti tenda tas, dll, alhasil usaha tersebut lumayan berjalan dengan lancar sampai saat saya penempatan di waingapu , NTT, tampaknya rekan saya mulai ragu sehingga saya "gantirugi" saya beli modalnya dan saja jalankan bersama dengan teman saya yang lain lagi yang stay terus dijakarta, alhasil dengan tambah modal hampir 3 kali lipat usaha tersebut berjalan makin lancar dan sudah menunjukan prospek yang lumayan bagus karena usaha tersebut berawal dari sebuah kebutuhan yang benar-benar real sehingga laris manis dipasaran. beberapa bulan kemudian saya berinisiatif mengajukan ide baru, mengembangkan usaha sejenis kalau dulu sewa sekarang jual putus, dengan target selanjutnya produksi sendiri, sudah berjalan sekitar 1 bulan dengan 4 otak yang tergabung didalamnya dan 4 sumbangan dana yang lumayan besar untuk ukuran usaha maen-maen saja. tahapan yang paling susah dengan banyaknya kepala yang adaa adalah menyatukan visi misi menjadi sebuah realisasi. ambisi tampaknya belum terlalu besar karena belum banyak hal yang sama-sama dikuasai sehingga masih aman, mungkin lain waktu masalah ambisi akan menjadi hal yang krusial untuk diselesaikan karena sama-sama punya banyak prestasi.

usaha saya tersebut dapat dikunjungi dengan alamat www.rover-outdoor.com