Selasa, 17 Juli 2012

Resensi Buku Chairul Tanjung si Anak Singkong

Terima kasih buat Ilham Akbar yang telah meminjamkan buku yang sangat menginspirasi ini, "Chairul Tanjung si Anak Singkong". 

   Awal cerita dari buku ini mengisahkan tentang suatu moment yang sangat berkesan buat Chairul Tanjung (CT) dimana ia diberitahukan oleh ibunya bahwa uang kuliah yang telah di berikan kepadanya adalah uang hasil menjual kain halus. Mengetahui hal tersebut maka ia pun kemudian bertekad untuk tidak lagi memberatkan orang tuanya dan akan membiayai sendiri kuliahnya di FKG UI yang saat kejadian itu masih duduk di semester 1. Cerita pun berlanjut menilik masa lalunya yang sebenarnya juga bukan berasal dari keluarga yang miskin karena sebelumnya mereka sempat memiliki beberapa perusahaan percetakan dan showroom mobil. Namun karena tidak setuju dengan pemerintahan orde baru maka usaha pun menjadi bangkrut dan tinggallah mereka kemudian di gang abu, jakarta pusat yang menurut penuturan CT waktu itu merupakan salah satu daerah paling kumuh serta kantong kemiskinan di Jakarta.

(dok. : www.gramediamatraman.wordpress.com)
  
Pada kalimat-kalimat selanjutnya lebih banyak menyenangkan bagi mereka yang ingin mengetahui bagaimana kisah CT membangun kerajaan bisnisnya, karena setelah berkisah tentang keluarganya, ia mulai berkisah bagaimana ia memulai bisnisnya di bawah tangga kampus UI yang waktu itu masih di salemba. Ia bercerita walaupun terkesan melompat-lompat menurut saya karena tampaknya banyak moment berkesan yang ingin ia sampaikan pada saat awal ia membangun kariernya. Moment membangun karier inilah yang kemudian menjadi salah satu bagian yang cukup banyak dibahas mulai dari bagaimana ia berhubungan baik dengan para petinggi kampus, sehingga sedikit banyak usahanya menjadi lancar sampai bagaimana ia membagi waktu diantara belajar sebagai mahasiswa, memulai bisnis dan kehidupan kesehariannya dimana ia menggambarkan diri sebagai seorang yang supel dan mempunyai banyak teman. Bagian selanjutnya dari buku ini mengisahkan  proses pengakusisian Bank Mega yang menjadi tonggak lonjatan usahanya, hingga membangun Trans TV, kemudian mengakuisisi Trans 7 hingga yang menjadi polemik seperti pembelian saham Carrefour pun ia jelaskan di buku ini.

     Bahasa penuturan yang digunakan cukup menarik untuk di baca karena sederhana dan mudah dicerna untuk berbagai kalangan. Dari setiap kalimat yang ada saya membaca bahwa melalui buku ini CT ingin mengajak setiap orang yang membaca bukunya untuk kurang lebih mengikuti jejaknya sebagai pengusaha karena setidaknya ada visi-visi yang jelas ingin ia sampaikan terkait dengan jiwa wirausaha di Indonesia yang sedang berkembang pesat ini. Pada moment - moment ini tampaknya beliau juga ingin berbagi salah satu filosofi/ideologi yang menjadi kebanggannya yaitu "MENJADI PENGUSAHA BUKAN KARENA BAKAT ATAU KETURUNAN TETAPI KARENA KEMAUAN DAN KEMAMPUAN YANG TERUS DILATIH" . Hal lain yang menjadi perhatian dalam buku ini adalah bagaimana ia secara tidak langsung mengajarkan bagaimana cara berkomunikasi, menjalin hubungan dengan orang-orang yang berpengaruh terhadap kehidupannya serta bagaimana kerasnya perjuangan beliau untuk mencapai posisi yang sekarang sudah diraihnya tersebut.

     Meskipun tampak sempurna namun buku ini mempunyai beberapa hal yang mengganjal, karena ada beberapa bagian yang terlalu mengesankan akan keberhasilan yang diraih  terlalu diekspose secara berlebihan serta testimoni yang di sampaikan ingin membuat CT menjadi malaikat yang sempurna dimata pembacanya. Saya bahkan saat membaca buku ini sempat merasa lega ketika ada bagian dimana Ia menceritakan pernah bersikap emosional hingga menggebrak meja kerja, hal ini saya rasa akan cukup mengimbangi kisah sebelumnya diceritakan perjalanan kariernya tampak begitu mulus walaupun menceritakan kejadian yang sangat penuh perjuangan. 

    Secara pribadi saya menyarankan agar membaca buku ini karena memang sangat menginspirasi, apalagi bagi mereka yang sedang meniti karier dalam dunia bisnis yang terkenal penuh dengan perjuangan dan kerja keras. Dengan membaca buku ini mungkin kita akan sedikit banyak mengambil pelajaran yang ingin disampaikan CT melalui bukunya. Walaupun saya membaca buku ini hanya dari hasil meminjam namun selayaknya memang jika kita mempunyai uang untuk membeli masing-masing sebagai penghargaan bagi beliau yang mungkin dalam waktunya yang serba sibuk menyempatkan diri menyusun biografi yang mungkin ingin dipersembahkan kepada kita semua. Akhri kata terima kasih Allah swt atas kesempatan yang diberikan untuk membaca buku ini dan terima kasih juga untuk Bapak Chairul Tanjung atas berbagi pengalamannya yang menginspirasi, semoga nanti kita bisa bekerja sama.,.,., aamiinn

4 komentar:

  1. Resensi yang baik... :)

    BalasHapus
  2. Salut dengan resensinya. Saya kira apa yg agan sampaikan ada benarnya. Kebetulan baru saja selesai baca bukunya.:D

    BalasHapus
  3. yang dimaksud dengan resensi pasti ada pendahuluan yaitu judul buku, penulis, penerbit dan tebal halaman. isi dan penutup yang terdiri dari kritik dan pujian, kelemahan dan kekurangan buku. resensi ini sangat kurang lengkap. semoga resensi berikutnya lebih lengkap dan baik.

    BalasHapus
  4. sebuH inspirasi hidup yang patut di dedikasikan dalam literatur kehidupan sebagai penunjang bisnis bagi pemula yang membutuhkan resensi yang lebih baik

    BalasHapus